Halo, apa kabarnya? Oke, akhir-akhir ini banyak sekali hewan di dunia yang terancam punah. Salah satu diantaranya adalah Kima. Yupp!! Kima, sebenarnya Kima itu apa sih? Kima atau nama latinnya Tridacna adalah genus kerang-kerangan berukuran besar penghuni perairan laut hangat. Kima termasuk dalam famili Tridacnidae juga hewan ini merupakan hewan mollusca. Mollusca adalah hewan yang berubuh lunak baik yang mempunyai cangkang ataupun tidak. Kima ini termasuk mollusa dengan cangkang.
Jenis-jenis Kima Di Indonsia antara lain :
Kima Lubang (Tridacna crosea)
Kima ini juga dinamakan kima pembor atau kima lubang karena hidup menancap dalam substrat batu karang. Ukuran cangkang paling kecil dari ukuran rata-rata jenis lainnya sekitar 15-20 cm.
Kima lubang adalah jenis kima terkecil dan memiliki populasi yang paling melimpah. Kima ini umumnya hidup di dalam lubang-lubang karang keras (hard coral) yang masih hidup ata mati. Kima lubang masuk ke dalam karang secara kimiawi dan mekanis, yaitu mengebor karang perlahan-lahan dengan gerakan membuka dan menutup cangkang. Kima lubang memiliki warna mantel yang menyolok dan indah
Kima Selatan (Tridacna derasa)
Jenis ini disebut juga kima selatan atau kima air, memiliki ukuran terbesar kedua setelah T. gigas dengan panjang cangkang 50 cm atau lebih, permukaannya halus dan mencapai 20-30 kg. Mantelnya berpola garis panjang coklat, hijau dan biru atau umumnya berwarna cerah. Yang membedakannya dengan kima raksasa adalah lekukan cangkangnya yang dangkal
Kima selatan memiliki sebaran yang terbatas dan unik. Di Indonesia, jenis ini hanya ditemukan di sebelah timur garis Wallace yang memanjang dari Selat Bali, Selat Makassar hingga Laut Sulawesi. Jenis ini juga banyak ditemukan di pesisir barat laut dan timur laut Australia
Kima Raksasa (Tridacna gigas)
Kima raksasa adalah spesies kerang terbesar di dunia yang masih hidup. Ukuran cangkang kerang ini dapat mencapai 120 cm dengan berat lebih dari 200 kg. Jika tidak terganggu, kima raksasa dapat hidup hingga berumur lebih dari 100 tahun. Kisaran berat kima raksasa antara 200-500 kg. Cangkang kima berwarna putih, jika dilihat dari samping, bentuknya menyerupai kipas dengan cela yang dalam dan sisi yang kokoh memanjang membentuk segitiga. ukuran mantel melebihi ujung cangkang sehingga penutupan cangkang tidak bisa rapat. Mantelnya berwarna cokelat atau hijau dengan titik-titik biru dan hijau
Rekor spesimen Tridacna gigas terbesar, dipegang oleh cangkang kima asal Indonesia, tepatnya dari Pantai Barat Tapanuli, Sumatera Utara. Ukuran panjang cangkang kima tersebut mencapai 137 cm dengan berat sekitar 250 kg. Saat ini, cangkang kima pemegang rekor itu, menjadi koleksi sebuah museum di Irlandia Utara. Rekor untuk spesimen kima terberat, menjadi milik cangkang yang berasal dari Pulau Ishagaki, Jepang. Kima tersebut memiliki panjang cangkang 115 cm dengan berat 333 kg (Wikipedia). Rekor yang ditemukan di kepulauan spermonde dan TNL takabonerate masing-masing mencapai 90 dan 94 meter. Di pulau Gili Banta Bima ditemukan dengan ukuran panjang sekitar 100 cm.
Kima Kecil (Tridacna maxima)
Jenis ini juga disebut kima kecil dengan ukuran cangkang lebih kecil dari jenis kima lainnya (25-35 cm). Cangkang bersisik kecil, lebih kecil dari pada T. squamosa, dekat umbo terdapat bysus (organ pelekat) yang besar. Olehnya itu, kima ini hidup menancap kuat dalam substrat dengan warna mantel yang cerah (biru, hijau dan cokelat). Bila ditemukan dalam substrat, hanya sebagian cangkang yang tertanam.
Cangkang kima kecil umumnya ditemukan di daerah terumbu karang dengan kedalaman hingga 10 m. Kima ini melekat di antara celah karang atau pecahan karang (rubble) dengan bantuan organ serupa rambut yang disebut byssus. Seringkali, kima kecil menggali pasir atau dasar substrat dengan gerakan membuka-menutup cangkang untuk berlindung. Spesimen terbesar dari cangkang Tridacna maxima yang pernah tercatat adalah 41,7 cm.
Kima sisik (Tridacna Squamosa)
Jenis ini disebut kima sisik/duri, mudah dikenal pada cangkang berduri dengan panjang maksimum 40 cm atau lebih. Cangkngnya ekilateral dengan sisik makin keatas makin lebar. Mantel umumnya berbintik biru, cokelat dan hijau. Pada punggung lipatan, ditemukan deretan lempeng sisik (scutes) tinggi, agak sempit dan cekung.
Bentuk
Kima Pasir (Hippopus hippopus)
Kima ini sering disebut dengan kima tapal kuda dimana cangkangnya memiliki lekukan-lekukan kecil dan bercak-bercak strawbery. Mantelnya kuning coklat, Hijau atau abu-abu suram dan tidak pernah melewati batas cangkang. Hidup khusus didaerah rataan terumbu berpasir atau padang lamun hingga maksimum kedalamn 6 meter. Mudah diambil karena tidak melekat pada substrat.
Kima Cina (Hippopus porcellanus)
Warna mantel seperti H. hippopus tapi ukurannya jauh lebih besar dapat mencapai 60 cm. Bedanya pada cangkang H. porcellanus bagian pinggir cangkang bergelombang besar seperti pada T.derasa, Sedangkan H.hippopus bergelombang kecil. Kesamaanya dapat dilihat dapat dilihat pada bagian umbo yang memiliki umbo bergaris rapat.
Cangkang kima Cina memiliki 5 hingga 7 lipatan tanpa sisik (scutes). Sepintas cangkang kima ini lebih mirip kima selatan Tridacna derasa dibandingkan kima pasir yang menjadi saudara dekatnya. Kima Porselen dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 40 cm. Siphon exhalent (lubang/saluran/organ tempat keluarnya air) berbentuk kerucut yang agak pipih dan rendah.
Setelah membaca jenis Kima tersebut, kita setidaknya peduli dengan keadaan Kima yang ada di Indonesia ini. Sekian