Akhir-akhir
ini banyak gempa bumi yang terjadi di Indonesia. Salah satunya gempa
bumi yang diiringi tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah yang
terjadi pada hari Jum’at, 28 September 2018. Sebelum saya jelaskan mengenai
penyebab atau faktor yang menyebabkan Indonesia rawan gempa bumi dan tsunami
alangkah bagusnya kita mengenal dulu apa itu gempa bumi dan tsunami.
Gempa
bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).
Dan sebenarnya ada beberapa penyebab gempa bumi terjadi mulai dari aktifitas
lempengan bumi, gunung meletus, tumbukan meteor, bahkan ada juga yang berasal
dari aktifitas manusia misalnya peledakan dinamit.
Tsunami
(bahasa Jepang: 津波;
tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di
laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per
jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut
dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh
kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan
gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya
sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa
masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa
yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun
material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Kedua
bencana ini saling berkaitan. Tsunami dapat terjadi jika terjadi
gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan
gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90%
tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa
tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Sekarang
sudah tau kan? Apa itu gempa bumi dan tsunami? Selanjutnya saya akan jelaskan
mengapa Indonesia sering terjadi gempa bumi dan tsunami.
1.
Letak Indonesia
(Geografis)
Indonesia terletak
di antara dua benua dan dua samudera. Hal ini memang menyebabkan Indonesia
sebagai tempat strategis untuk perdagangan dan menjalin antar negara.
Namun, di balik itu semua ada dampak buruk
seperti gempa bumi yang sering terjadi. Hal ini terjadi karena Indonesia
terletak di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik.
Selain itu juga Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik, yang tidak lain
gugusan gunung berapi di dunia.
Hal ini yang kemudian menjadi penyebab
kenapa di Indonesia sering sekali terjadi gempa bumi, baik vulkanik maupun
tektonik.
2.
Pergerakan Lempeng
Salah satu
penyebab terjadinya gempa adalah pergerakan lempeng bumi. Pergerakan lempeng ini
menghasilkan tekanan yang berujung pada terjadinya gempa. Besar kecilnya gempa
tergantung pada besar tekanan yang terjadi karena pergerakan lempeng ini.
Teori dari lempeng tektonik menjelaskan
bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan. Sebagian besar area dari
lapisan kerak ini akan hayut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
ini kemudian bergerak perlahan sehingga terpecah dan bertabrakan satu dengan
yang lainnya.
Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya
gempa tektonik. Karena letak Indonesia berada dalam tiga lempeng bumi. Jika
salah satu dari ketiga ini bergerak dan bergesekan dengan lempeng lain, maka
kemungkinan terjadinya gempa sangatlah besar.
3.
Cincin Api Pasifik
Indonesia berada
di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh cincin api Pasifik.
Kondisi geografis ini menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan letusan
gunung berapi, gempa dan tsunami.
Cincin api pasifik atau lingakaran api
pasifik alias ring of fire adalah daerah yang sering terjadi gempa bumi dan
letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan api pasifik.
Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan
mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai
sabuk gempa pasifik. Karena terletak diatas jalur magma ini, Indonesia memilik
127 gunung berapi aktif dngan 5 juta penduduk yang tinggal di sekitarnya.
Dengan jumlah yang sebanyak itu, maka
aktivitas vulkanik yang berpotensi menimbulkan gempa akan semakin banyak.
Gunung api di Indonesia yang paling aktif adalah gunung Kelud dan gunung merapi.
Asosiasi Internasional Vulkanologi dan
Kimia Iterior Bumi juga menetapkan gunung Merapi sebagi gunung api dekade ini.
Karena aktivitas vulkanisnya yang sangat tinggi sejak tahun 1995.
4.
Reaksi Gunung Berantai
Indonesia tercinta
kita ini ada fenomena unik yang terjadi. Yaitu meletusnya tiga gunung berapi
secara bersamaan. Gunung meletus ini di antaranya, Gunung Sinabung di Sumatera
Utara, Gunung Raung di Jawa Timur dan Gunung Gamalama di Ternate.
Kemungkinan yang menjadi penyebab hal ini
adalah reaksi yang berantai yang terjadi di dapur magma. Jika dilihat dari peta
cincin berapi pasifik, kita bisa mengetahui bahwa hampir seluruh wilayah di
Indonesia berada tepat di atas dapur magma.
Karena berada pada satu jalur, setiap
aktivitas yang terjadi di dapur magma dapat memicu meletusnya gunung berapi
secara bersamaan. Hal ini tentu disertai dengan rentetan gempa vulkanis. Karena
hal inilah, Indonesia sangat sering mengalami gempa bumi.
Bagaimana? Sekarang sudah taukan alasannya? Kalau
kalian masih bingung tanyakan saja di kolom komentar. Sekian dulu. Semoga bermanfaaat
Indonesia? Mengapa Tsunami dan Gempa Bumi Sering Melandamu?
4/
5
Oleh
Resma Adi Nugroho