Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur ini, bahwa
para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam
rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di
india. Teori ini di dasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan
kerajaan-kerajaan bercorak hindu-buddha di indonesia, terutama
prasasti-prasasti berbahasa sanskerta dan huruf Pallawa. Di India, bahasa dan
huruf itu hanya di gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan
hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Faktor pendukung teori
Brahmana:
·
◦ Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga
merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan
keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang
oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu
menyiarkan agama Hindu.
·
◦ Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan
berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan
dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sansekerta adalah bahasa kelas
tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sansekerta.
Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sansekerta sehingga hanya
kaum Brahmana-lah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.
·
◦ Karena kepala suku yang ada di Indonesia
kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti raja-raja di India maka mereka
dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara
penobatan dan mensyahkan kedudukan kepala suku di Indonesia menjadi raja. Dan
mulailah dikenal istilah kerajaan.
Alasan Kuatnya Teori Brahmana
Alasan yang dikemukakan para pendukung teori brahmana dalam
menyangkal teori lainnya, antara lain sebagai berikut:
1.
Tidak ada bukti yang mendukung bahwa para prajurit dan
ksatria India mengadakan penguasaan wilayah (kolonisasi) di Indonesia. Sumber
tertulis tentang proses kolonisasi, baik dari India maupun Indonesia tidak
ditemukan. Selain itu, hal-hal yang selalu mengikuti proses kolonisasi berupa
pemindahan segala unsur kemasyarakatan negeri induk (penjajah) tidak ditemui.
Kalaupun ada di wilayah Nusantara yang ditempati oleh kelompok masyarakat India
bukanlah proses kolonisasi. Namun, mereka adalah masyarakat biasa yang
kebetulan bermata pencaharian sama sebagai pedagang. Tempat seperti itu
sekarang masih dapat ditemui di bagian wilayah barat Indonesia yang disebut
Kampung Keling.
2.
Kemungkinan pembawa kebudayaan India ke Indonesia
adalah para pedagang sesungguhnya juga kurang tepat. Alasannya, pedagang yang
datang ke Indonesia adalah para pedagang keliling yang berasal dari kalangan
biasa. Padahal, sifat kebudayaan India yang berkembang di Indonesia adalah
kebudayaan tinggi. Alasan lainnya, hubungan pedagang India dengan penguasa
lokal di Nusantara hanyalah masalah perdagangan. Dengan demikian, mustahil para
pedagang tersebut mempunyai pandangan tentang tata negara dan hal keagamaan.
3.
Pengaruh keagamaan dari India yang datang ke Indonesia
salah satunya adalah agama Hindu. Padahal, agama Hindu pada awalnya bukanlah
agama untuk umum. Artinya, pendalaman agama tersebut hanya dapat dilakukan oleh
kaum brahmana. Merekalah yang dibenarkan mendalami kitab-kitab suci. Pada
praktiknya, di dalam agama Hindu lahir beberapa aliran. Adapun sekte agama
Hindu yang besar pengaruhnya di Jawa dan Bali adalah Saiya- Siddharta. Pada
prinsipnya sekte Saiva-Siddharta bersifat esoteris. Untuk mencapai tingkatan
brahmana guru, para brahmana biasa mengalami ujian berat dan bertahuntahun
lamanya. Ketika brahmana biasa ditasbihkan menjadi brahmana guru, ia dianggap
telah mampu merubah air menjadi amerta. Brahmana demikianlah yang datang ke
Indonesia atas undangan para penguasa lokal. Mereka diminta melakukan upacara
khusus yang disebut Vratyastoma. Pada dasarnya kesaktian para brahmana inilah
yang menyebabkan mereka didatangkan ke Indonesia. Mereka kemudian mendapat
kedudukan terhormat di kalangan penguasa Indonesia dan menjadi inti golongan
brahmana Indonesia yang berkembang kemudian.
Kelebihan dan Kelemahan Teori
Brahmana
A.
Kelebihan Teori Brahmana
• Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling
tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli
kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga
hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
• Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sanskerta,
sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan
upacara keagamaan. Bahasa Sanskerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak
semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sanskerta. Di India hanya kasta
Brahmana yang menguasai bahasa Sanskerta sehingga hanya merekalah yang dapat
dan boleh membaca kitab suci Weda.
• Karena Raja-raja yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui
dan kuat seperti Raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan
kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensahkan
kedudukan mereka di Indonesia sebagai Raja. Dan mulailah dikenal istilah
kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis
Raja juga dinyatakan beragama Hindu, jika Raja beragama Hindu maka rakyatnya
pun akan mengikuti Raja.
• Ketika menobatkan Raja, kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke
Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan
meninggalkan Kitab Weda sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selanjutnya
akan dipelajari oleh Raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di
Indonesia.
• Karena Raja telah mengenal
Brahmana maka secara khusus Raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di
lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat
berkembang di Indonesia.
B.
Kelemahan Teori Brahmana
• Menurut ajaran Hindu
kuno, seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan
tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan
kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal
yang wajar.
• Mempelajari bahasa Sanskerta
merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh Raja-raja di
Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya bahkan
menyebarkan pada yang lain, sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum Brahmana.
Teori Brahmana : Teori Masuknya Hindu-Budha Menurut J.C Van Leur
4/
5
Oleh
Resma Adi Nugroho