Minggu, 14 Oktober 2018

Teori Brahmana : Teori Masuknya Hindu-Budha Menurut J.C Van Leur



Menurut teori yang dikemukakan oleh J.C Van Leur ini, bahwa para Brahmana datang dari India ke Indonesia atas undangan pemimpin suku dalam rangka melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf dengan raja-raja di india. Teori ini di dasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak hindu-buddha di indonesia, terutama prasasti-prasasti berbahasa sanskerta dan huruf Pallawa. Di India, bahasa dan huruf itu hanya di gunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Faktor pendukung teori Brahmana:

·         ◦ Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.

·         ◦ Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sansekerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sansekerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sansekerta sehingga hanya kaum Brahmana-lah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.

·         ◦ Karena kepala suku yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensyahkan kedudukan kepala suku di Indonesia menjadi raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan.

Alasan Kuatnya Teori Brahmana



Alasan yang dikemukakan para pendukung teori brahmana dalam menyangkal teori lainnya, antara lain sebagai berikut:

1.      Tidak ada bukti yang mendukung bahwa para prajurit dan ksatria India mengadakan penguasaan wilayah (kolonisasi) di Indonesia. Sumber tertulis tentang proses kolonisasi, baik dari India maupun Indonesia tidak ditemukan. Selain itu, hal-hal yang selalu mengikuti proses kolonisasi berupa pemindahan segala unsur kemasyarakatan negeri induk (penjajah) tidak ditemui. Kalaupun ada di wilayah Nusantara yang ditempati oleh kelompok masyarakat India bukanlah proses kolonisasi. Namun, mereka adalah masyarakat biasa yang kebetulan bermata pencaharian sama sebagai pedagang. Tempat seperti itu sekarang masih dapat ditemui di bagian wilayah barat Indonesia yang disebut Kampung Keling.

2.      Kemungkinan pembawa kebudayaan India ke Indonesia adalah para pedagang sesungguhnya juga kurang tepat. Alasannya, pedagang yang datang ke Indonesia adalah para pedagang keliling yang berasal dari kalangan biasa. Padahal, sifat kebudayaan India yang berkembang di Indonesia adalah kebudayaan tinggi. Alasan lainnya, hubungan pedagang India dengan penguasa lokal di Nusantara hanyalah masalah perdagangan. Dengan demikian, mustahil para pedagang tersebut mempunyai pandangan tentang tata negara dan hal keagamaan.

3.      Pengaruh keagamaan dari India yang datang ke Indonesia salah satunya adalah agama Hindu. Padahal, agama Hindu pada awalnya bukanlah agama untuk umum. Artinya, pendalaman agama tersebut hanya dapat dilakukan oleh kaum brahmana. Merekalah yang dibenarkan mendalami kitab-kitab suci. Pada praktiknya, di dalam agama Hindu lahir beberapa aliran. Adapun sekte agama Hindu yang besar pengaruhnya di Jawa dan Bali adalah Saiya- Siddharta. Pada prinsipnya sekte Saiva-Siddharta bersifat esoteris. Untuk mencapai tingkatan brahmana guru, para brahmana biasa mengalami ujian berat dan bertahuntahun lamanya. Ketika brahmana biasa ditasbihkan menjadi brahmana guru, ia dianggap telah mampu merubah air menjadi amerta. Brahmana demikianlah yang datang ke Indonesia atas undangan para penguasa lokal. Mereka diminta melakukan upacara khusus yang disebut Vratyastoma. Pada dasarnya kesaktian para brahmana inilah yang menyebabkan mereka didatangkan ke Indonesia. Mereka kemudian mendapat kedudukan terhormat di kalangan penguasa Indonesia dan menjadi inti golongan brahmana Indonesia yang berkembang kemudian.



Kelebihan dan Kelemahan Teori Brahmana




A.     Kelebihan Teori Brahmana

• Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.



• Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sanskerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sanskerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sanskerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sanskerta sehingga hanya merekalah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.



• Karena Raja-raja yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti Raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensahkan kedudukan mereka di Indonesia sebagai Raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis Raja juga dinyatakan beragama Hindu, jika Raja beragama Hindu maka rakyatnya pun akan mengikuti Raja.



• Ketika menobatkan Raja, kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meninggalkan Kitab Weda sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh Raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.



 • Karena Raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus Raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat berkembang di Indonesia.



B.      Kelemahan Teori Brahmana

• Menurut ajaran Hindu kuno, seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal yang wajar.



• Mempelajari bahasa Sanskerta merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh Raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya bahkan menyebarkan pada yang lain, sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum Brahmana.

Selasa, 02 Oktober 2018

Indonesia? Mengapa Tsunami dan Gempa Bumi Sering Melandamu?



                Akhir-akhir ini banyak gempa bumi yang terjadi di Indonesia. Salah satunya gempa bumi yang diiringi tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah yang terjadi pada hari Jum’at, 28 September 2018. Sebelum saya jelaskan mengenai penyebab atau faktor yang menyebabkan Indonesia rawan gempa bumi dan tsunami alangkah bagusnya kita mengenal dulu apa itu gempa bumi dan tsunami.

                Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Dan sebenarnya ada beberapa penyebab gempa bumi terjadi mulai dari aktifitas lempengan bumi, gunung meletus, tumbukan meteor, bahkan ada juga yang berasal dari aktifitas manusia misalnya peledakan dinamit.


                Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

                Kedua bencana ini saling berkaitan. Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

                Sekarang sudah tau kan? Apa itu gempa bumi dan tsunami? Selanjutnya saya akan jelaskan mengapa Indonesia sering terjadi gempa bumi dan tsunami.

1.       Letak Indonesia (Geografis)


Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera. Hal ini memang menyebabkan Indonesia sebagai tempat strategis untuk perdagangan dan menjalin antar negara.

Namun, di balik itu semua ada dampak buruk seperti gempa bumi yang sering terjadi. Hal ini terjadi karena Indonesia terletak di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik. Selain itu juga Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik, yang tidak lain gugusan gunung berapi di dunia.

Hal ini yang kemudian menjadi penyebab kenapa di Indonesia sering sekali terjadi gempa bumi, baik vulkanik maupun tektonik.



2.       Pergerakan Lempeng


Salah satu penyebab terjadinya gempa adalah pergerakan lempeng bumi. Pergerakan lempeng ini menghasilkan tekanan yang berujung pada terjadinya gempa. Besar kecilnya gempa tergantung pada besar tekanan yang terjadi karena pergerakan lempeng ini.

Teori dari lempeng tektonik menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan. Sebagian besar area dari lapisan kerak ini akan hayut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan ini kemudian bergerak perlahan sehingga terpecah dan bertabrakan satu dengan yang lainnya.

Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya gempa tektonik. Karena letak Indonesia berada dalam tiga lempeng bumi. Jika salah satu dari ketiga ini bergerak dan bergesekan dengan lempeng lain, maka kemungkinan terjadinya gempa sangatlah besar.


3.       Cincin Api Pasifik


Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh cincin api Pasifik. Kondisi geografis ini menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan letusan gunung berapi, gempa dan tsunami.

Cincin api pasifik atau lingakaran api pasifik alias ring of fire adalah daerah yang sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan api pasifik.

Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa pasifik. Karena terletak diatas jalur magma ini, Indonesia memilik 127 gunung berapi aktif dngan 5 juta penduduk yang tinggal di sekitarnya.

Dengan jumlah yang sebanyak itu, maka aktivitas vulkanik yang berpotensi menimbulkan gempa akan semakin banyak. Gunung api di Indonesia yang paling aktif adalah gunung Kelud dan gunung merapi.

Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Iterior Bumi juga menetapkan gunung Merapi sebagi gunung api dekade ini. Karena aktivitas vulkanisnya yang sangat tinggi sejak tahun 1995.        


4.       Reaksi Gunung Berantai


Indonesia tercinta kita ini ada fenomena unik yang terjadi. Yaitu meletusnya tiga gunung berapi secara bersamaan. Gunung meletus ini di antaranya, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Raung di Jawa Timur dan Gunung Gamalama di Ternate.

Kemungkinan yang menjadi penyebab hal ini adalah reaksi yang berantai yang terjadi di dapur magma. Jika dilihat dari peta cincin berapi pasifik, kita bisa mengetahui bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia berada tepat di atas dapur magma.

Karena berada pada satu jalur, setiap aktivitas yang terjadi di dapur magma dapat memicu meletusnya gunung berapi secara bersamaan. Hal ini tentu disertai dengan rentetan gempa vulkanis. Karena hal inilah, Indonesia sangat sering mengalami gempa bumi.



Bagaimana? Sekarang sudah taukan alasannya? Kalau kalian masih bingung tanyakan saja di kolom komentar. Sekian dulu. Semoga bermanfaaat