Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Agustus 2019

"Masa di Masanya" Puisi Kemerdekaan RI



Masa di Masanya

Sercerca Cahaya Sang Surya,
Menerpa Mata Seorang Pemuda.
Pemuda yang Berkobar Semangatnya. 
Semangatnya tuk Membawa Masa dan Perubahan akan sebuah Bangsa. 
Tuk Menuju Era Yang Lebih Jaya. 
Bukan Kejayaan Belaka Yang Dituju Olehnya. 
Namun Kejayaan yang Kita Akan Rasakan Semua, 
Tuk Jadikan Manusia Unggul di Akhirat dan di Dunia.

Dirgahayu Negeriku.

Rabu, 02 Mei 2018

Buku?? Sebenarnya Buku Itu Apa Sih??

Buku Menurut KBBI

Lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong; kitab;tidak masuk -- , cak tidak masuk dalam hitungan

Pengertian Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.
Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e(buku elektronik), yang mengandalkan perangkat seperti komputer meja, komputer tablet, telepon seluler dan lainnya, serta menggunakan perangkat lunak tertentu untuk membacanya.

Menurut Para Ahli

Menurut Oxford : buku adalah hasil karya yang ditulis atau bercetak dengan halaman yang ditulis
Menurut Simon Jennings : buku adalah sebuah benda nyata berwujud 3 dimensi

Sejarah Buku

Awalnya buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Tiongkok, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan di Tiopngkok yang huruf-hurufnya ditulis secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.
Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Tiongkok berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Tiongkok ke Eropa pada awal abad ke-11. Di sinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.

Buku di Era Digital

Dengan adanya era digital, hampir semua orang berpendapat bahwa banyak kelebihan yang dirasakan. Orang semakin mudah mencari informasi melalui internet. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi pun relatif lebih sedikit. Belum lagi efisiensi waktu yang ditawarkan era digital dalam menghimpun informasi.
Namun di balik semua kecanggihan dan kelebihan yang ditawarkan era digital, masih tersimpan kelebihan mendasar yang ditawarkan oleh buku dan hasil cetak lainnya.
Tidak semua informasi berbentuk digital yang disediakan internet terjamin keakuratannya. Siapa saja bisa mem-posting ide dan pikirannya melalui internet. Tantangan yang harus ditaklukkan generasi muda saat ini adalah mereka harus memiliki critical thinking skill untuk memilih dan memilah mana informasi yang benar dan mana yang salah.
Sebuah buku menawarkan informasi yang runut. Pola berpikir penulis buku akan terlihat dalam penyajian bab dan tutur katanya, sehingga membantu pembaca lebih paham akan isi buku. Dalam sebuah buku, ditemukan lebih sedikit kesalahan berpikir dan ketidakakuratan informasi dibandingkan sumber dari internet.
Aktualisasi menyentuh lembar demi lembar sebuah buku membuat pembaca lebih menghayati dalam membaca, dibandingkan menaik-turunkan kursor dalam membaca e-book di komputer atau laptop. Orang bisa membubuhkan catatan dan menggarisbawahi pokok penting dalam buku—yang mana tidak bisa dilakukan saat membaca e-book.
Kita membaca karena banyak alasan: hiburan, pelajaran, dan referensi. Ada banyak cara juga untuk menerbitkan buku. Hal utama yang diberikan revolusi digital kepada kita adalah alternatif pilihan yang banyak dan berkembang. Revolusi ini telah membuka masa depan yang sebenarnya tak terbatas. Media cetak yang ada saat ini—buku, majalah, surat kabar—tidak juga bisa dikatakan kuno. Mereka sekarang didukung, bukan digantikan, oleh media baru, dan media-media baru itu akan memungkinkan kita untuk menerbitkan dalam cara-cara yang baru.

Kamis, 02 Maret 2017

Kalimat Majemuk dan Macamnya

Kalimat Majemuk dan Macamnya


Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat pula berupa kalimat majemuk. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal, sementara kalimat yang bersegi-segi diungkapkan dalam kalimat majemuk.
Macam-macam Kalimat Majemuk

A. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk jenis ini dikelompokkan menjadi empat jenis:

1. Kalimat majemuk setara penjumlahan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang sejalan dan dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta.

Contoh:
Aku makan
Dia minum
Aku makan dan dia minum

Tanda koma bisa digunakan jika kalimat yang digabungkan lebih dari dua kalimat tunggal.

Contoh:
Saya makan
Dia minum
Mereka duduk-duduk saja
Saya makan, dia minum, dan mereka duduk-duduk saja.

2. Kalimat majemuk setara pertentangan, yaitu dua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara dan menunjukkan makna pertentangan, dapat dihubungkan oleh kata tetapi.

Contoh:
Amerika dan Jepang tergolong negara maju
Indonesia dan Brunei tergolong negara berkembang
Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang bisa menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan danmelainkan.

3. Kalimat majemuk setara perurutan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang kejadiannya dikemukakan secara berurutan, dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian.

Contoh:
Upacara serah terima jabatan pengurus OSIS sudah usai, lalu kepala sekolah mengucapkan selamat kepada pengurus yang baru.

4. Kalimat majemuk pemilihan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang menunjukkan pemilihan, dapat dihubungkan oleh kata atau.

Contoh:
Pemilik rekening listrik bisa membayar tagihan ke kantor PLN, atau bisa juga ke bank dengan cara mentransfer.

Kalimat Majemuk Setara Rapatan
Dalam kalimat majemuk setara, ada juga yang berbentuk kalimat rapatan. Kalimat majemuk setara rapatan adalah suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan adalah unsur subjek dan unsur objek yang sama. Unsur yang sama tersebut cukup disebutkan satu kali.

Contoh:
Aku berlatih
Aku bertanding
Aku berhasil menang
Aku berlatih, aku bertanding, aku berhasil menang
Aku berlatih, bertanding, dan berhasil menang

B. Kalimat Tidak Setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas) dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat). Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.

Contoh:
Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern (tunggal)
Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer (tunggal)
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer.

Baca Juga: Cara Penggunaan Kata "Dari" dan "Daripada"

Kalimat Majemuk Taksetara yang Berunsur Sama
Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama.

Contoh:
Kami sudah lelah
Kami ingin pulang
Karena sudah lelah, kami ingin pulang

Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan pada induk kalimat terdapat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya.

Karenanya, diperoleh suatu kaidah:

jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, itu berarti bahwa subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat.
Penghilangan Kata Penghubung
Ada beberapa kalimat majemuk taksetara rapatan yang mencoba mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga kalimat itu menjadi salah.

Contoh:
Membaca surat itu, saya sangat terkejut

Membaca surat itu (Anak kalimat)
Saya sangat terkejut (Induk kalimat)

Subjek anak kalimat itu persis sama dengan subjek pada induk kalimat, yaitusaya.
Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak baku). Penanda yang dapat dipakai ialah setelah sehingga kalimat itu menjadi:

Setelah (saya) membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut.

Baca Juga: Cara Penggunaan Kata Masing-Masing dan Tiap-Tiap

C. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).

Contoh:
Karena sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. (Bertingkat + Setara)
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.(Setara + Bertingkat)

Penjelasan:
Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat + setara.

Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara + bertingkat.